KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa , atas segala
rahmat dan hidayahnya , sehingga kami bisa menyelesaikan laporan tentang Studi Banding
ke Jogjakarta dan Solo tepatnya pada Perusahaan Sritex dan Kraton Yogyakarta.
Melalui kata pengantar ini kami lebih
dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi laporan ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggu perasaan
pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan laporan
ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi laporan ini
sehingga dapat memberikan manfaat.
Jakarta , Oktober 2012
penulis
DAFTAR ISI
· Cover………………………………………………………………………………………….1
· Kata
Pengantar…………………………………………………………………………..2
· Daftar Isi…………………………...............................................................3
· Bab 1 :
ñ
Pendahuluan
………………………….………………………………………….….4
· Bab 2 :
ñ
Pembahasan :
o
II.
1. PT. Sritex………………………….……………………………………5
o
II.
2. Kraton Yogyakarta……………………….............................8
· Penutup……………………………………………………………………………………11
Bab I`
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Latar belakang dari pelaksanaan Studi Tour ke Jogja
dan Solo merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang di lakukan
dengan mengunjungai objek-objek perusahaan ( PT. Sritex ). Selain itu juga
mengunjungi tempat-tempat bersejarah ( Kraton Yogyakarta ).
B.
Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas di laporan ini yaitu tentang
sejarah di bangunnya PT. Sritex dan Sejarah Kraton Yogyakarta.
C.
Tujuan Study Tour
Study Tour di laksanakan dengan
maksud agar para siswa mengetahui
paham tentang
tempat-tempat sejarah,sistem produksi,
sistem pemasaran, administrasi,
sistem akuntansi, serta segala sesuatu yang terjadi di suatu perusahaan
melalui pengamatan secara langsung.
Dengan demikian
para siswa dapat mengetahui, memahami, dan mengkaji seperti
apakah dunia industry dan tempat
sejarah itu sebenarnya. Dengan demikian maka para siswa diharap dapat memTourkanya dengan
ilmu pengetahuan yang selama ini di dapatkandi bangku sekolah.
D.
Manfaat Study Tour
Manfaat dari Study Tour antara lain :
·
menambah
ilmu pengetahuan
·
menambah
wawasan yang umum dan luas
·
mempererat
keakraban teman sekolah
·
Mempersiapkan
siswa untuk
mampu memilih
karier, maupun
kompetensi
dan mengembangkan diri untuk mencapai taraf hidup yanglebih baik.
II. 1. PT. SRITEX
A.
SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAN
SRITEX
berdiri pada tahun 1987 di daerah Solo dan masih merupakan perusahan
Tekxtil yang kecil dan dengan peralatan yang masih sederhana.Proses produksinya
masih bersifat tradisional.Pada saat itu luas perusahaan masih sempit kurang
lebih 3500 meter persegi. dan baru memiliki satu unit mesin
Finishing (mesin peyempurnakain).Pendiri perusahaan ini adalah Bapak Lukminto.
Alasan beliau mendirikan perusahaan Textile di Solo adalah karena pada saat itu
semua pabrik tenun yang ada di Solo jika hendak mengambil bahan baku maka
harus mengambilnya di daerah Bandung dan tentunya akan membutuhkan waktu yang
cukup lama, banyak biaya, sehingga akan memperbesar harga pokok textile itu
sendiri.Pada tahun 1993 pemerintah daerah Solo tidak mengijinkan
lagi pendirian perusahaan di daerah itu karena daerah tersebut penduduknya
sudah semakin padat dan dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas perekonomian dan
keadaan penduduk daerah tersebut. Akhirnya bapak Lukminto harus memindahkan
perusahaannya kesuatu daerah dekat Solo. Dia bertekad mendirikan perusaan
textile yang lebih maju dan modern, dan akhirnya beliau mencari tempat untuk
itu dan pada 1994 beliau memindahkan perusahaan ke Desa Sukoharjo. Pada saat
itu luas perusahaannya baru kurang lebih 5.500 meter persegi dan jumlah karyawannya
2000 orang.
B.
PERALATAN/MESIN UNTUK PRODUKSI
Pada tahun 1989 PT Sritex menambah
satu unit mesin baru dan lebih modern. PT Sritex menggunakan
peralatan-peralatan yang modern seperti mesin pemintal, mesin Pertenunan, mesin
Finishing mesin Printing, dan mesin Garment.
1. Mesin
Pemintal
Jumlah mesin pemintal pada
perusahaan ini berjumlah 3 unit. Mesin ini berfungsi untuk memproses bahan baku
kapas menjadi benang.Kapasitas produksi mesin ini sekitar 6500 Balt perbulan (1
balt = 400lbs).
2. Mesin Pertenun
Mesin berjumlah 5 unit . mesin ini
berfungsi sebagai alat untuk memproses benang menjadi kain dan 2 mesin
digunakan untuk memproduksi kain jet dan jeans. Kapasitas Produksi mesin
ini kuranglebih 7,5 juta meter perbulan.
3. Mesin Finishing
Pada perusahaan textile ini jumlah
mesin finishing berjumlah 3unit. Mesin ini berfungsi untuk memproses
penyempurnaan kain.
4. Mesin Printing
Mesin berjumlah 3 unit. Mesin ini
berfungsi untuk memberi corak ataumotif.
5. Mesin Garment
Jumlah mesin Garment pada
perusahaan ini berjumlah 2 unit. Mesin ini berfungsi untuk memproduksi pakaian
jadi dengan menggunakan2900 mesin jahit.
C.
SUMBER DAYA MANUSIA
PT SRITEX
memiliki 100Ha lahan dan mempunyai 20.000 karyawan yang kebanyak adalah
karyawan wanita. Mengenai jam kerja yang di pakai PTSritex yaitu digolongkan
menjadi 3 jam kerja (Shift) :
1.
Pukul 07.00 sampai dengan 14.00 untuk jam kerja pagi (Shift 1)
2.
Pukul 14.00 sampai dengan 22.00 untuk jam kerja malam (Shift 2)
3.
Pukul 22.00 sampai dengan 07.00 untuk jam kerja malam (Shift 3)
Di perusahaan ini telah ada KKB
(Kesepakatan Kerja Bersama ) yang berisikan dan kewajiban antara pengusaha
dan karyawan. KKB ditandatangani oleh kepala kantor tenaga kerja setempat.PT
SRITEX telah berusaha mengikuti peraturan yang berlaku seperti UMR yaitu Rp
3.400,- perhari dengan 7 jam kerja sesuai dengan ketentuan menteri tenaga
kerja. Kesejahteraan karyawan PT Sritex pun telah diusahakan untuk dipenuhi
seperti adanya JAMSOSTEK, adanya jatah makan dan diberikan seragam 2 stel
pertahun. PT Sritex menyediakan tempat tinggal untuk karyawan dengan membangun
rumah tipe RSS (RUMAH SEJAHTERA SRITEX).Dengan demikian PT SRITEX telah
membantu dan melaksanakan program pemerintah yaitu telah menguarangi pengangguran
dan menambah pendapatan.
D. PRODUKSI
DAN PEMASARAN
PT SRITEX telah menaikkan
produksinya untuk ekspor luar negeri yang bersifat non migas dan menaikan
sandang dalam negeri hasil produksi PT SRITEX ini 9 juta meter kain perbulan
dan Garment/pakaian jadi dihasilkan 72.000 perbulan.Dari hasil tersebut 70%
adalah untuk ekspor luar negeri dan 30% adalah untuk dalam Negeri. Mengenai
tujuan ekspor adalah ke seluruh dunia dengan pasar utamanya antara lain
Singapura, Malaysia, Dubai, Saudi Arabia,Taiwan, Swedia, Perancis, Yugolavia,
dan Jepang. Pemasukan atau penghasilan dari hasil penjualan oleh PT SRITEX adalah
mencapai 20 hingga 25 Milyar perbulan. Dengan demikian jelaslah bahwa
perusahaan Textile PT SRITEX merupakan perusahaan terbesar di Asia Tenggara.
E.
PRESTASI SRITEX
Kapasitas produksi Sritex tidak hanya
terbatas pada produk seragam militer. Sritex memproduksi perlengkapan militer
untuk negara-negara di seluruh penjuru dunia.
Prestasi kami tidak hanya meliputi aspek
bisnis semata. Sritex telah empat kali memperoleh penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) atas prestasinya di beberapa kategori berikut:
- Penyelenggaraan Upacara Bendera dengan jumlah partisipan terbanyak (1995) dan sebagai perusahaan yang paling rutin mengadakan upacara bendera setiap bulan di tanggal 17 (2007).
- Mendesain lebih dari 300.000 motif kain (2007).
- Memproduksi seragam militer untuk 16 negara (2007).
II. 2. KERATON YOGYAKARTA
A. Sejarah Keraton Yogyakarta
Keraton
Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 Masehi (beberapa bulan setelah Perjanjian
Giyanti yang dilaksanakan pada 13 Februari 1755) atau tahun Jawa 1682 oleh
Pangeran Mangkubumi Sukowati yang memiliki gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Sebelum menempati Kraton Yogyakarta yang ada saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Sri Sultan Hemengku Buwono Senopati Ingalogo Ngabdulrahman Sayidin Panotogomo Kalifatullah tinggal di Ambar Ketawang Gamping, Sleman. Lima kilometer di sebelah barat Kraton Yogyakarta.
Pada awalnya, ada beberapa versi, lokasi Keraton Yogyakarta adalah bekas pesanggrahan yang bernama Garjitawati. Fungsi Pesanggrahan Garjitawati adalah tempat peristirahatan iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Makam Imogiri.
Sedangkan versi lain menyebutkan bahwa lokasi Keraton Yogyakarta adalah sebuah mata air yang bernama Umbul Pacethokan, terletak di tengah hutan Beringan.
Dari Ambar Ketawang Ngarso Dalem menentukan ibukota Kerajaan Mataram di Desa Pacetokan. Sebuah wilayah yang diapit dua sungai yaitu sungai Winongo dan Code. Lokasi ini berada dalam satu garis imajiner Laut Selatan, Krapyak, Kraton, dan Gunung Merapi.
Tata ruang dan
arsitektur umum
Arsitek kepala istana ini
adalah Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh ilmuwan berkebangsaan Belanda, Theodoor Gautier Thomas Pigeaud dan Lucien
Adam yang menganggapnya sebagai "arsitek" dari
saudara Pakubuwono
II Surakarta". Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut
desain dasar landscape kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756.
Bangunan lain di tambahkan kemudian oleh para Sultan Yogyakarta berikutnya.
Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran
dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan
Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun 1921-1939).
Koridor di
Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene dan Gedhong Purworetno.
Dahulu bagian
utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara sampai
di Plengkung. Nirboyo di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari
utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler
(Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran,
Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti;
Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks
Siti Hinggil Kidul (sekarang disebut Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul
(Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing.
Bagian-bagian sebelah
utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris. Sebagian
besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah
selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri
bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan
yang menghadap ke arah yang lain.
Selain bagian-bagian
utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain.
Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan,
Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota
(mula-mula Sawojajar kemudian di nDalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan
di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri
dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait
dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan
(Istana Perdana Menteri), dan Pasar Beringharjo.
Arsitektur umum
Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi dengan
pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang ditanami
pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok yang
cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol yang biasanya bergaya Semar Tinandu. Daun pintu terbuat dari kayu
jati yang tebal. Di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat
dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono. Pada regol
tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
Bangunan di tiap kompleks
biasanya berbentuk/berkonstruksi Joglo atau derivasi/turunan konstruksinya.
Joglo terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo
tertutup dinding dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan
yang berupa kanopi beratap bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag.
Pada perkembangannya bangunan ini beratap seng dan bertiang besi.
Permukaan atap joglo
berupa trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan
biasanya berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama
yang di sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta
tiang-tiang lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam
dengan ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain.
Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada
dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil)
memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif Lam
Mim Ra, di tengah tiangnya.
Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam dipadu dengan ornamen
berwarna emas. Warna putih mendominasi dinding bangunan maupun dinding pemisah
kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu pualam putih atau dari ubin
bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman berpasir. Pada bangunan
tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada bangunan tertentu
dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang tempat
menempatkan singgasana Sultan.
Ø Pangsal dan fungsinya
v
Pangsal
Pangeran : untuk menggelar pagelaran
atau pertunjukkan,
dan untuk jalannya upacara Garabeg .
v
Pangsal
pangapit : untuk tempat tunggu
Senopati Pangapit .
v
Pangsal
Pengrawit : untuk melantik Perdana
Menteri.
v
Pangsal
Siti Hinggit : untuk tempat
pelantikkan sultan.
v Pangsal Witono : untuk menaruh tempat pusaka.
Ø 10 Nama Prajurit:
1.
Prajurit Nyupra
2.
Prajurit Jaka Karya
3.
Prajurit Dhaeng
4.
Prajurit Mugis
5.
Prajurit Wira
Praja
6.
Prajurit Mantri Jero
Prajurit yang ditugaskan
khusus dalam istana .
7.
Prajurit
Ketanggang
8.
Prajurit
Prawitama
9.
Prajurit
Surakarsa
10. Prajurit Patang Puloh
Penutup
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
·
PT.
Sritex adalah contoh perusahaan textile yang maju yang ada di Indonesia
tepatnya di desa Sukoharjo dan memproduksi hingga ke luar negeri.
·
Kraton
Yogyakarta merupakan tempat bersejarah yang didirikan oleh Pangeran
Mangkubumi Sukowati yang memiliki gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I dan
merupakan tempat peristirahatan
iring-iringan jenazah raja-raja Mataram.
B.
Saran
Kami menyadari dalam pembuatan laporan ini banyak di temui kesulitan , oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar kami dapat menyempurnakan
laporan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar